Me vs My Self at 12 : 34 AM
Awalnya judul ini tidak akan saya posting di blog,tetapi akan saya jadikan judul untuk podcast saya,tetapi karena beberapa alasan tertentu belum juga rekaman untuk podcastnya.Daripada nganggur bahan tulisan ini,saya jadikan saja salah satu tulisan di blog.
Judul ini saya terinspirasi dari keadaan saat ketika kita
hendak akan tidur yang selalu diterpa berbagai macam pikiran saat akan tidur.
Saat kita hendak tidur,entah kenapa selalu datang berbagai
macam pikiran yang datang ke kepala kita,terlepas dari itu bahagia atau
sedih.Mungkin satu jam setelah kita berada dikasur masih seperti biasa belum
datang pikiran-pikiran itu.Ya karena pada saat kita ke kasur tidak langsung
tidur melainkan memainkan smartphone terlebih dahulu,entah itu untuk membalas
chat yang masuk atau sekedar scroll IG,Twitter atau Facebook.
Screen time menggunakan ponsel sebelum tidur akan
membuatmu terjaga semakin lama. Cahaya dari layar membuat otak berpikir, bahwa
masih siang hari, yang kemudian menunda rasa kantuk.Jika ini terus terjadi dan
menjadi sebuah kebiasaan tentu akan mengganggu jam istirahat kita,terkecuali
orang yang selalu beraktivitas pada malam hari atau nighbat .
Yang jadi pertanyaan kenapa setiap overthinking datangnya
selalu pada saat akan tidur?
Yang tadinya kita berniat untuk tidur lebih awal,selalu
dikacaukan oleh pikiran-pikiran yang menghujam
kepala.Itu selalu memancing perang batin pada diri kita sendiri.Dan
seakan-akan kita mengobrol dengan diri sendiri,terlintas sebuah pertanyaan dan
selalu ada juga jawaban yang hadir dikepala.Atau selalu datang sebuah
pernyataan dan selalu ada juga sebuah sanggahan atau pembenaran yang diri kita
sendiri lakukan.
Dan bahkan kalau overthinking akan suatu hal yang
negatif,bisa membuat kita tertekan dan bisa saja membuat stress.Membayangkan
hal-hal sedih salah satunya,kita selalu bergumam “gimana ya kalau terjadi bla
bla bla” . Pikiran-pikiran seperti itu harusnya bisa kontrol atau bahkan harus
dihindari,karena ini ga baik buat kesehatan mental.
Nah,pernah gak pada saat bangun tidur bukannya seger tapi
malahan ngerasa cape,pegel-pegel dan lemes?Mungkin itu karena terlalu mikirin
hal yang ga perlu-perlu amat dipikirin,bisa jadi itu bukan fisik kita yang cape
tapi psikis kita yang cape.
Kebiasaan ini mungkin semua orang pernah mengalami hal
ini.Tapi berbeda saat kita menghadapi hari-hari yang benar-benar sibuk dan
melelahkan.Sedikit saja kita terkena kasur langsung tidur pulas.
Memang sulit tidur pada malam hari bukan hanya
sekedar karena overthinking akan suatu hal,mungkin seperti ada masalah pada
saat kerja atau kuliah dan masalah itu dibawa ketempat tidur karena belum
terselesaikan,atau mungkin karena ada pekerjaan atau tugas yang harus
dikerjakan esok hari.
Pada awal tahun ini 2021 ini,diusahakan stop
overthinking pada saat akan tidur.Ada salah satu cara untuk mengatasi ini.
Seperti kata Psikolog Liza Marielly yang dilansir
dari Paragram.id,jadi ketika kita dilanda overthinking,cobalah untuk mengatur
pernapasan.Kemudian,mulailah untuk berpikir hal-hal baik yang akan kita lakukan
setelah itu.
Memikirkan hal-hal baik misalnya dengan
menanyakan pada diri sendiri tentang “kayanya besok harus bangun pagi untuk
olahraga”.Coba untuk menerapkan trik simple ini dengan mengatur pernapasan.Cara
ini adalah cara awal untuk meditasi ungkap Psikolog Liza Marielly.
Kalau cara diatas belum bisa juga untuk menghalau
overthinking,saya selalu melakukan positive
self-talk atau berdialog dengan diri sendiri dengan menggunakan kalimat
yang baik atau positif.Dengan cara ini saya selalu bisa tidur lebih awal dan
mengatasa insomnia.
Ada banyak keuntungan dari positive self-talk.Sebagaimana dilansir Very Well Mind salah satu manfaat positive self-talk adalah mereduksi stress.Bahkan juga dapat
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Selain
sebagai cara untuk mengatasi overthinking saat akan tidur positive self-talk juga membantu diri untuk melakukan self-reflection .
Itu cara yang pertama,cara kedua yang biasa saya
lakukan untuk mengatasi overthinking yakni membayangkan hal-hal indah atau baik
atau biasa disebut nge-halu .
Terlepas dari baik buruknya ngehalu,tapi ini selalu bisa membantu saya untuk
mengatasi overthinking dan bisa tidur lebih awal.
Pasti kita pernah nge-halu pada saat akan tidur , seperti ngebayangin kalau kita
jadian atau bahkan nikah sama orang yang kita suka, cewe mungkin dengan
tokoh-tokoh serial drakor yang sering mereka tonton kalau cowo mungkin dengan
artis idola mereka atau bahkan orang yang sudah diincar,contoh lain yakni cowo ngebayangin
bermain di tim sepakbola favorit mereka dan bermain dengan idola seperti
Ronaldo di Juventus dan Messi di Barcelona.
Nge-halu ada sisi positifnya,asal
jangan terlalu sering dilakukan.Tapi pastikan jangan nge-halu ditempat umum,karena bisa saja tanpa kita sadari jadi
sering ngelamun.
Karena dari awal tadi saya membahas tentang
overthinking,hal terakhir di artikel ini saya akan memberitahukan cara untuk
tidur lebih cepat.
Seperti diawal tadi,saya sudah membeberkan
tentang perang batin yang selalu terjadi pada saat akan tidur dan bagaimana
cara mengatasinya,kemudian saat saya sedang menulis ini saya menjadi menemukan
titik temu dari cara-cara mengatasi overthinking tadi menjadi trik untuk tidur
lebih cepat,tentunya bukan menemukan cara tidur lebih cepat tapi saya menemukan
korelasi antara trik tadi yakni seperti kata Psikolog Liza Marielly untuk
mengatur pernapasan dan positif
self-talk.
Korelasi antara dua trik ini yakni, metode
"4-7-8" para ahli menemukan cara agar bisa tertidur dalam waktu
kurang dari 60 detik. Cara pertama untuk menerapkan cara ini adalah dengan
menemukan posisi tidur yang nyaman di kasur. Setelah itu, tarik nafas melalui
hidung selama empat detik. Kemudian, tahan napas selama tujuh detik, dan buang
perlahan melalui mulut selama delapan detik. Ulangi cara tersebut sampai kita
tertidur.
Dan sambil bayangkan kita sedang tidur diatas hammock
berwarna biru di pigiran pantai sambil menikmati angin sepoi-sepoi.Trik ini
biasa dilakukan oleh para militer untuk bisa tidur lebih cepat dan berkualitas
saat latihan atau bahkan perang. Teknik tersebut dipopulerkan oleh dokter medis
lulusan Harvard, Andrew Weil.
Mungkin itu bahasan saya untuk hari ini,kesimpulan yang dapat saya ambil jangan terlalu berlarut dalam isi kepala,bahkan sampai sedih yang berkelanjutan membayangkan hal yang belum terjadi atau tidak mungkin terjadi,memang sulit untuk itu tapi bukannya tidak mungkin untuk kita kendalikan.Sedih sewajarnya bahagia sewajarnya.
“ Gaada orang yang merencanakan duka makanya pada akhirnya tidak ada rumus untuk menghadapi kesedihan selain menjadikan kesedihan itu sebagai cermin menemukan diri kita sebagai manusia “
- Irfan Ramli
Selamat tahun baru 2021,semoga kita selalu dillancarkan
dalam apapun,keinginan yang belum terwujud bisa terwujud tahun ini,dan yang
paling penting semoga pandemi covid-19 ini segera selesai.Terimakasih sudah
meluangkan waktu untuk membaca
Gudddd
BalasHapus