20 Hz

 


Didalam fisika bunyi atau suara adalah getaran yang merambat sebagai gelombang akustik,melalui media transmisi seperti gas,cair atau padat.

Bunyi atau suara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan frekuensi atau jumlah getaran yang dihasilkan setiap satu detik.Diantaranya adalah bunyi infrasonik,audiosonik,dan ultrasonik.(Kumparan)

Bunyi infrasonik yaitu frekuensi paling rendah yakni sekitar 20Hz – 0,0001 Hz.Frekuensi ini hanya bisa didengar oleh hewan seperti anjing,mungkin itu sebabnya kenapa anjing bisa dikategorikan hewan yang sangat sensitif dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

Bunyi ultrasonic yakni frekuensi suara yang sangat tinggi yakni diatas 20.000 Hz dan bunyi ini tidak bisa didengar oleh manusia.Biasanya frekuensi seperti ini dapat didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba.Atau didunia medis frekuensi bunyi ini digunakan untuk ultrasonografi (USG).

Bunyi audiosonik yaitu frekuensi yang biasa di dengar oleh manusia yakni kisaran 20Hz – 20.000Hz.inilah frekuensi suara yang biasa kita dengar sehari-hari seperti mendengarkan orang lain bicara,mendengarkan lagu atau apapun itu.

Bunyi adalah hal yang paling unik didunia,bayangkan saja dunia tanpa suara atau tidak ada bunyi,mungkin sangat sepi.

Tahu kenapa bayi yang baru lahir dia menangis?menurut sebuah artikel yang pernah saya baca bayi menangis ketika baru lahir itu bukan kesakitan melainkan dia kaget saat keluar dari rahim ibunya karena begitu banyak suara yang sebelumnya ia tidak pernah dengar selama berada dalam kandungan selama 9 bulan.Dan kemudian hal pertama yang dilakukan pada bayi yang baru lahir,yup didalam Islam bayi yang baru lahir selalu di adzani di telinga sebelah kanan dan telinga kiri didengarkan iqamah.

Jadi indera yang pertama kali digunakan adalah indera pendengaran dan komunikasi yang pertama kali dikenalkan pada bayi adalah lewat telinga.Dan juga Tuhan menciptakan dua telinga itu artinya kita harus lebih banyak mendengarkan.

Berbicara soal bunyi atau suara,banyak sekali jenis suara yang bisa manusia kita nikmati seperti lantunan saat mendegarkan orang lain membaca al-quran,mendengarkan lagu,siaran radio atau bahkan podcast.

Podcast menjadi tren terbaru dikala pandemi corona,banyak orang berbondong-bondong untuk membuatnya,bahkan salah satu media podcast terbesar di Indonesia terbentuk pada saat corona yakni Box2BoxID, mereka mejadi market leader podcast menurut saya karena mereka berhasil menciptakan banyak produk podcast dari mulai sepakbola,ekonomi hingga yang sekedar ngobrol santai.

Akhir-akhir ini juga saya sering mendegarkan podcast,entah kenapa podcast lebih menjadi pilihan utama bagi saya dibandingkan youtube ataupun televisi.Podcast sendiri terbilang new media karena baru ada sejak 2004 dalam sebuah artikel di The Guardian yang dibuat oleh Ben Hammersley.Podcast sendiri berasal dari kata Playable On Demand .Podcast memang pada awal keberadaan nya hanya bisa di putar pada Mac dan iPod.

Namun sekarang banyak platform untuk mendegarkan podcast seperti Spotify,Noice,Apple podcast dan juga youtube.Tapi menurut saya podcast itu hanya berupa audio dan informasi untuk telinga,jadi saya kurang setuju apabila podcast ada di youtube karena podcast itu “didengarkan” bukan “ditonton”.

Mendengarkan podcast itu sangat menarik bagi saya sendiri,terlebih apabila seorang podcasternya pernah atau masih menjadi seorang penyiar radio.Pembawaanya sangat enak didengar,dan ada saja bahan obrolan yang selalu di perbincangkan.

Satu hal yang saya pelajari dari podcast,kita akan mendapatkan informasi yang belum didapatkan sebelumnya karena para podcaster itu mereka menyajikan sebuah konten/informasi yang bukan berasal dari media online melainkan dari pergaulan mereka,buku dan para pengalaman mereka.

Dan juga para pendengar podcast bisa lebih produktif menurut saya karena bisa sambil kegiatan lain sambil mendengarkan podcast seperti beres-beres rumah,mengerjakan sebuah tugas,dan bahkan untuk sekedar teman telinga di sore hari.

Pesan itu terbagi menjadi 3 jenis yakni visual untuk mata,audio untuk telinga,dan audio visual untuk kedua indera tersebut.tentu kalau berbicara soal efektif pasti lebih efektif audio visual terlebih lagi perkembangan zaman semakin maju.

Sepertinya halnya koran cetak informasi untuk mata,memang sudah tidak terlalu banyak diminati karena pada saat ini kita bisa mencari informasi dengan mudah hanya dengan search engine tinggal ketik informasi apa yang ingin kita cari lalu klik,ratusan bahkan ribuan informasi akan muncul,sangat jauh apabila di bandingkan dengan koran cetak yang hanya mampu memuat informasi limited di beberapa halaman saja.Berlaku juga dengan buku cetak sekarang ada yang berbentuk digital atau sering di sebut e-book.

Sama dengan podcast informasi ini hanya bertujuan untuk satu indera saja yakni telinga,seperti radio kita mendengarkan orang lain berbicara.

Kedua industri ini bisa dikatakan tidak efektif karena hanya menyampaikan informasi hanya untuk masing-masing satu indera saja.Tetapi industri percetakan dan penyiaran akan tetap ada karena mereka mempunyai nilai yang kita tidak dapatkan dari media lainnya,dan masih banyak juga perusahaan koran cetak,siaran radio sampai sekarang bahkan mereka mampu beradaptasi ke dunia digital.Atau bisa saya katakan podcast adalah siaran radio masa kini bedanya radio kita mendegarkan orang secara langsung pada saat itu juga sedangkan podcast tidak.



Like Pandji Pragiwaksono said : Audio is Future

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan jadi Pelangi bagi Mereka yang Buta Warna

Utopia dan Dystopia

Cara Menumbuhkan Minat Baca dan Rekomendasi Buku