Lo Masih Mending, Lah Gue
Sebagai mahluk sosial pastinya kita manusia punya kehidupan
dan setiap kehidupan itu setiap orang mempunyai alur cerita dan garis waktu
yang tentunya berbeda. Dan dalam menjalani sebuah kehidupan ini kita mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tetapi sejatinya kekurangan dan
kelebihan merupakan dua ujian, mempunyai kekurangan diuji untuk bersabar serta
terus berusaha dan mempunyai kelebihan diuji untuk tidak sombong dan meremehkan
orang lain dan jatuhnya pada riya, seperti kata Habib Husein Ja’far riya adalah
kondisi hati. Dan tentunya manusia dinilai serta menilai dari segumpal darah
dan daging itu yakni hati.
Dalam kehidupan kita pasti berkembang, kita berkembangpun
bisa belajar dari sebuah pengalaman atau mempunyai sebuah tujuan untuk dicapai,
namun dalam proses berkembang itu kita lantas pernah atau sering kali
membandingkan diri dengan orang lain.
Kebiasaan membandingkan diri ini tentunya sangat buruk, Seperti
dilansir dari merdeka.com bahkan dari aspek kesehatan mental bisa berdampak
menjadi sebuah kebiasaan toxic positivity.
Bahwa banyak orang lain yang mempunyai kondisi lebih berat sehingga menganggap
masalah sendiri tidak berarti dan tidak seharusnya dipikirkan.
Bukan cuma kesehatan mental saja yang terdampak dari
membanding-bandingkan ini bahkan kehidupan sosialpun akan terpengaruh seperti
merasa minder, kehilanga rasa percaya diri dan selalu merasa kurang.
Tetapi ada yang membuat saya bingung pada saat menulis
artikel ini, seperti dikatakan diatas dalam proses berkembang itu manusia
pernah atau sering kali membandingkan diri dan apabila kita membandingkan diri
akan menghambat proses berkembangnya manusia, apakah bisa dikatakan ini sebuah paradoks?atau
mungkin ada istilah lain yang lebih tepat, mungkin kalian mengetahuinya
silahkan komen dibawah.
Ada sebuah hal lucu, pada saat pengumuman SNMPTN kemarin ada
hal yang menurut saya sangat lucu, pada saat membuka media sosial yakni
Twitter, ada sebuah postingan tentang ‘ seorang siswi berusia 15 tahun yang
diterima di Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas lewat jalur SNMPTN’,
letak lucunya bukan pada berita itu tentunya, itu sebuah prestasi yang sangat
membanggakan tetapi lucunya itu ada pada komen dalam berita itu, ada seorang
netizen berkata “ duh kasian anak tetangganya, pasti di banding-bandingin”.
Karena di Indonesia sendiri, hal membanding-bandingkan
selalu terjadi objek nya itu tidak dan tidak bukan anak tetangga bisa dikatakan
anak tetangga adalah anggota tidak resmi setiap keluarga di Indonesia. *Yang
membuat saya salut terhadap netizen Indonesia adalah mereka selalu menemukan
letak lucu disetiap kejadian dan menjadikan hiburan gratis pada saat scrolling sosial media.
Salah satu dari efek membandingkan adalah bisa saja berefek merubah
perilaku seseorang bahkan merubah kepribadian, ini tentunya bahaya.Atau ambil
contoh saat kita berkumpul dan mengobrol dengan teman-teman kita, dan ada salah
seorang yang sedang bercerita lalu ada yang menimpal “ Lo masih mending, lah
gue” , itu secara tidak sengaja akan membuat suasana hati dan pikiran orang
yang bercerita itu berubah, lebih baik dengarkan saja ceritanya kemudian kasih
solusi apabila ia menginginkannya.
Beberapa orang terlahir beruntung dibesarkan di tengah
keluarga yang berkecukupan, setengah nya lagi lebih beruntung diberi hati dan
tulang yang kuat berusaha sendiri. Toh gak hina kok kita berusaha sendiri,
karena diperjuangan itu kita mempunyai proses yang sangat berharga yang bisa
mendewasakan kita dan dalam proses itu kita bisa menemukan hal-hal baru yang
tentunya pasti akan merubah sudut pandang kita akan sesuatu.
Jangan membandingkan hal apapun dengan siapapun karena kita
gak tau apa yang dilalui oleh seseorang untuk menjadi dirinya pada saat ini..Membandingkan
diri yang baik yakni bukan dengan membandingkan dengan orang lain tetapi
membandingkan diri kita yang sekarang dengan yang lalu, apakah kita sudah
berkembang atau hanya tumbuh.
Bertumbuh dan berkembang ini dua hal berbeda, kita setiap
hari setiap bulan setiap tahun pasti bertumbuh tetapi apakah setiap hari setiap
bulan setiap tahun kita berkembang?belum tentu. Ini gagasan bukan peristiwa
menulis.
Dan untuk mencegah supaya tidak membandingkan diri dengan
orang lain kita harus percaya pada diri kita sendiri, akan potensi yang kita
punya, dan tentunnya syukuri apa yang pernah kita capai dan dimiliki sekarang
Hidup ini hanya perlu dijalani apabila perlu berkelahi jadilah pemenang
- Irfan Ramli
Gapapa jelek, yg penting sombong
BalasHapus