Ngabuburead : Ucapan I love you Mu Tak Seindah Allohuma lakasumtu
Segmen bernama Ngabuburead, adalah segmen baru di blog ini. Segmen ini akan menemani Ramadhan kalian pada tahun ini. Ngabuburead adalah segmen dimana akan membahas hal-hal yang sering atau identik dengan bulan puasa atau Ramadhan.
Tak terasa sudah memasuki Ramadhan lagi, dan Ramadhan tahun
2021 ini untuk kedua kalinya kita melaksanakan puasa ditengah pandemi
Corona-19. Puasa pada tahun ini jatuh pada 13 April 2021 yakni pada hari Selasa,
dan sholat tarawih dilaksanakan pada Senin malam.
Ramadhan selalu menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh kita
semua, karena pada bulan Ramadhan setiap amal kebaikan kita dilipat gandakan
oleh Alloh SWT. Dan selalu banyak kebiasaan-kebiasaan yang hanya bisa kita
temui di bulan puasa, seperti bukber (buka bareng) , ngabuburit (kegiatan
menunggu adzan maghrib untuk berbuka puasa) dan masih banyak lagi.
Dan bukan orang Indonesia apabila tidak melakukan
penyambutan pada bulan yang penuh rahmat ini, kebiasaan menyambut bulan suci
Ramadhan di Indonesia itu beragam dan kebiasaan itu biasanya berkaitan dengan
daerah atau suku nya.
Seperti yang sering terjadi di Jawa barat, selalu ada
kebiasaan munggahan dan botram untuk menyambut Ramadhan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, munggahan berarti tradisi berkumpul dan makan bersama dengan
keluarga atau teman untuk menyambut bulan Ramadhan.
Seperti dilansir humas.bandung.co.id
tradisi munggahan dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Alloh.
Tujuannya untuk membersihkan diri dari hal yang buruk selama setahun
sebelumnya. Selain itu, agar terhindari dari perbuatan yang tidak selama
menjalankan ibadah puasa di Ramadhan. Biasanya munggahan ini dilakukan sehari
sebelum puasa dengan melakukan makan bersama.
Lain halnya botram (makan bersama) , merupakan istilah kata
Sunda yang merujuk pada tradisi makan bersama. Kegiatan makan bersama ini biasa
dilakukan bersama-sama dimana saja, baik itu dirumah atau makan diluar. Dan
kalau botram itu dilakukan dirumah biasanya menyajikan nasi liwet atau biasa
disebut ngaliwet dalam istilah Sunda.
Selain dua kegiataan munggahan dan botram tadi, hal yang
terjadi pada menyambut awal Ramadhan di Indonesia adalah harga sembako mulai
naik, seperti harga gula, cabe merah dan juga daging sapi. Semua melonjak naik
menyambut bulan Ramadhan. Tetapi tidak akan lama, biasanya beberapa hari
sebelum dan sesudah Ramadhan kemudia stabil kembali pada Ramadhan dan naik lagi
menjelang lebaran idul fitri.
Kegiatan yang identik dengan Ramadhan lainnya adalah
kegiatan bukber alias buka bareng. Biasanya bukber ini oleh teman-teman yang
sudah lama tidak berkumpul bareng dan menjadi acara reuni juga. Sudah berapa
banyak orang/grup WA yang mengajak untuk bukber?semoga ajakan bukber nya bisa
terealisasi dan tidak cuma sekadar angin lewat di Ramadhan ini.
Nah buka puasa itu disunnahkan di awal waktu, jadi ketika
adzan berkumandang segera berbukalah. Sebaliknya menunda-nunda waktu berbuka
tidak baik. Tidak menjadi persoalan hanya makan dan minum secara minimalis
karena ada alasan mendesak seperti sholat maghrib berjamaah.
Adapun hikmah berbuka diawal waktu :
Seperti dilansir islam.nu.or.id, Nabi pernah bersabda yang
artinya : “ bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan
ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya”.
Secara naluri, ketika kita menahan lapar karena puasa, maka
saat paling bahagia adalah saat berbuka, saking bahagianya makan apapun terasa
enak tetapi walau cuma makan sedikit sudah merasa kenyang. Orang-orang tua di
Jawa sering mengatakan, “Lawuhe luwe” yang berarti lauk paling enak adalah rasa
lapar itu sendiri.
Disunnahkan juga berbuka dengan yang manis, seperti kurma
tetapi jangan terlalu banyak. Namun kebanyakan orang di Indonesia biasa berbuka
dengan sop buah yang dibarengi dengan jajanan yang mereka beli saat ngabuburit
semisal gorengan.
Tetapi dianjurkan jangan berbuka dengan minuman dingin,
boleh dengan sop buah tetapi jangan memakai es batu. Karena berbuka dengan
minuman dingin atau es dapat memicu kontraksi pada lambung karena setelah
berpuasa selama kurang lebih 12 jam kemudian cairan pertama yang masuk adalah
minuman dingin yang berbeda jauh dengan suhu tubuh, jadi diusahakan berbuka
dengan minum air putih hangat kemudian dilanjut makanan lain.
Saat berpuasa kita merasa waktu itu berjalan dengan lambat,
dari mulai kita selesai makan sahur kemudian dilanjutkan sholat subuh dan
kuliah subuh ke mesjid, setelah itu mungkin ada yang lanjut tidur lagi sambil
menunggu waktu bekerja di pagi menuju siang hari.
Dan dibalik lama nya kita merasa waktu berjalan lambat saat
puasa itu ada alasan ilmiah nya, dikutip dari Independent persepsi individu
akan waktu sangat dipengaruhi oleh tingkat fokus, keadaan fisik dan suasana
hati. Hal tersebut diungkapkan oleh Muireann Irish, peneliti senior di Pusat
Penelitian Neurosains Australia dan Claire O’Callaghan, peneliti klinis di
Institute Neurosains Klinis di Universitas Cambridge, Inggris.
Saat kita berkonsentrasi pada sebuah peristiwa, waktu kadang
berlalu lebih lambat dari biasanya. Hal yang sama terjadi ketika kita bosan,
waktu seolah terseret tanpa akhir.
Dalam keadaan yang lain, waktu bisa terasa sangat cepat.
Ketika perhatian kita terbagi, misalnya kita sibuk mengerjakan beberapa hal
sekaligus, disaat ini waktu tampaknya berlalu lebih cepat. Namun, dibalik
terasa lambatnya waktu saat Ramadhan mungkin Alloh tidak ingin hamba-Nya
melewatkan bulan yang penuh berkah ini dengan sia-sia, banyak berbuat baik dan
membuat amalan yang baik juga.
Suasana bulan Ramadhan itu selalu berbeda dengan bulan-bulan
lainnya, mungkin itu secara tidak sadar Alloh memberitahukan bahwa bulan
Ramadhan itu istimewa. Mulai dari adanya sholat taraweh, kemudian makan sahur,
dilanjutan menahan makan/minum pada siang sampai sore, yang pada sore ada
sebuah kebiasaan ngabuburit.
Di bulan Ramadhan itu sendiri, banyak-banyak waktu mujarab
untuk berdoa, seperti saat berbuka puasa, saat berpuasa dan pada waktu sahur.
Bahkan dalam beramal pun Alloh lipat gandakan semua kebaikan kita. Jadi, untuk
kita semua yang beragama Islam, maksimalkan bulan yang penuh rahmat ini sebaik
mungkin karena kita gak tahu apakah usia kita akan cukup untuk bertemu Ramadhan
berikutnya.
Kalau seseorang tidak memaksimalkan Ramadhan, bagaimana ia
akan memaksimalkan ketakwaan dirinya di hari yang lain?
Komentar
Posting Komentar