After Deeptalk
Sebagai manusia sewajarnya membutuhkan teman mengobrol entah
untuk sekedar basa-basi ngobrolin ngalor-ngidul. Apalagi kita sebagai mahluk
sosial yang pastinya akan berinteraksi dengan orang lain. Hampir disemua aspek
kehidupan yang namanya mengobrol itu ada. Bahkan kegiatan yang pertama dari
mulai sejak dalam kandungan kita sudah diajak ngobrol oleh orang tua kita.
Mulai dielus perutnya atau juga dibacakan doa.
Setelah kita lahir pun, orang tua kita pasti mengajak kita
mengobrol walaupun kita tidak ingat kejadian itu dan entah apa yang
dibicarakan. Sejatinya komunikasi adalah kebutuhan sosial dan biologis
seseorang, dan berkomunikasi bukan mengobrol.
Mengobrol adalah bagian dari komunikasi, yakni komunikasi verbal. Ada juga
komunikasi nonverbal yakni seperti gesture, sentuhan, dan tatapan mata atau
bisa juga berupa simbol.
Bahan obrolan pun akan berkembang pula semakin kita dewasa,
dari mulai anak-anak yang kita bicarakan hanya main dan main, beranjak remaja
kita mulai berani mengobrol dengan wanita yang kita suka atau sedang fase-fase
cinta monyet, saat dewasa kadang bahan obrolan bukan basa-basi lagi dari sini
kita mulai memahami hidup itu, kita dibentuk berdasarkan kondisi lingkungan,
circle pertemanan.
Peraturan pertama dalam berkomunikasi adalah mendengarkan,
dengan mendengarkan kita bisa menerima ilmu baru tetapi dengan berbicara kita
hanya akan mendapatkan ilmu yang sudah ada.
Ada berbagai macam obrolan seperti, self talk dan deeptalk.
Self talk sendiri yakni adalah komunikasi intrapersonal yakni berbicara pada
diri sendiri seperti mencoba meyakinkan diri sendiri atau bisa disebut juga
self healing, berdebat dengan diri sendiri atau sekedar mengobrol dengan bertanya dan menjawab sendiri dalam hati.
Fungsi self talk yakni sebagai proses instrospeksi diri dari apa-apa yang
pernah kita alami dan lakukan. Wajar-wajar saja kalian melakukan ini, terlebih
lagi pada malam hari, biasanya self talk selalu berefek overthinking.
Deeptalk atau bisa juga disebut deep conversation adalah
percakapan yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang membahas topik
personal dan lebih sensitif secara mendalam, dan tanpa ada paksaan antara satu
sama lain. Biasanya deeptalk dilakukan oleh para orang tua dan anaknya, pasangan
baik suami istri, pacaran, orang yang sudah kenal lama atau kita sedang
menyukai orang tersebut sehingga tak terasa obrolan mulai mengalir lebih
mendalam. Seperti diatas, pertaturan pertama dalam komunikasi adalah mendegarkan,
sehingga untuk bisa deeptalk jadilah pendengar yang baik, jadilah telinga dan
hati untuk seseorang yang sedang kita ajak deeptalk.
Semua orang pasti pernah melakukan jenis obrolan ini, dengan
melakukan deeptalk biasanya kita merasa lega, walaupun mungkin permasalahan
yang diobrolkan tidak akan selesai setidaknya kebutuhan untuk didengarkan dan
mendengarkan bisa dipenuhi. Ini juga menegaskan kita adalah manusia yang
berperasaan. Dan kadang juga pelepasan beban terbaik adalah bercerita.
Deeptalk ini mempunyai kesan yang lebih mendalam dibanding
obrolan lainnya, karena hanya dengan orang-orang tertentu saja kita bisa
melakukan ini, karena ini topik yang sensitif diperlukan kepercayaan antara
orang-orang tersebut. Tidak asal cerita sembarangan, karena yang biasanya
dibicarakan berupa rahasia, kenangan buruk atau kenangan manis.
Ga semua hidup tentang cewe, kadang hanya perlu
segelas kafein, musik dan obrolan konyol. Jika tidak bisa menjadi bagian dari
solusi, setidaknya jangan menjadi bagian dari masalah.
Thank’s for your deeptalk.
Komentar
Posting Komentar